PM Jepang Shigeru Ishiba Pilih Bertahan Pasca Kalah Pemilu

Tokyo – Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba pada Senin (21/7/2025) mengatakan bahwa dia akan tetap menjabat untuk mengatasi berbagai tantangan seperti kenaikan harga dan kebijakan tarif Amerika Serikat (AS). Hal ini disampaikannya setelah kekalahan dalam pemilu Majelis Tinggi pada akhir pekan membuat koalisinya kehilangan mayoritas di kedua kamar parlemen.

Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa dan mitra koalisinya, Komeito, kekurangan tiga kursi untuk mempertahankan mayoritas di majelis tinggi yang beranggotakan 248 kursi dalam pemungutan suara pada Minggu. Koalisi tersebut kini menjadi minoritas di kedua kamar parlemen, yang dikenal sebagai Diet, meskipun LDP masih menjadi partai terbesar.

Ishiba mengatakan bahwa dia menerima hasil tersebut dengan serius, namun prioritas utamanya adalah menghindari kekosongan politik dan menangani berbagai tantangan yang akan datang, termasuk tenggat waktu 1 Agustus untuk kesepakatan tarif dengan AS.

“Walaupun saya merasakan dengan sangat berat tanggung jawab besar atas hasil pemilu ini, saya percaya bahwa saya juga harus memenuhi tanggung jawab saya terhadap negara dan rakyat agar politik tidak terhenti atau kehilangan arah,” kata Ishiba seperti dilansir AP. “Tantangan seperti situasi global dan bencana alam tidak akan menunggu situasi politik yang lebih baik.”

Ishiba berharap dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dengan AS dan bertemu dengan Presiden Donald Trump.

Pemungutan suara pada Minggu ini berlangsung setelah koalisi Ishiba kehilangan mayoritas di pemilu Majelis Rendah Oktober lalu. Pemerintahnya yang tidak populer sejak saat itu terpaksa membuat berbagai konsesi kepada oposisi demi meloloskan undang-undang di parlemen. Pemerintah pun tidak mampu dengan cepat memberikan langkah-langkah yang efektif untuk meredam kenaikan harga, termasuk harga beras yang merupakan makanan pokok tradisional Jepang, serta upah yang terus menurun.

Trump telah menambah tekanan, dengan mengeluhkan kurangnya kemajuan dalam negosiasi dagang serta rendahnya penjualan mobil AS dan beras asal AS ke Jepang — padahal stok beras dalam negeri Jepang sendiri tengah menipis.

Sumber : Klikfarmasi99.id